Meningkatkan Wawasan akan Kesehatan Mental agar Tak Melakukan Self-Diagnose

Saat ini, perlahan topik kesehatan mental menjadi popular dibahas oleh berbagai kalangan bahkan sudah bukan menjadi hal yang tabu. Jika dahulu banyak orang yang enggan speak up akan masalah yang bersangkut paut dengan mental, dikarenakan ada stigma bahwa jika memiliki gangguan mental akan selalu dipandang sebagai orang bergangguan jiwa. Namun, saat ini, seiring berkembangnya dunia maya, interaksi dan kepedulian netizen juga semakin meningkat. Sebagai bukti, sudah banyak orang yang bercerita dan berani untuk membuka diri akan kesehatan mentalnya dengan respon relatif baik dari orang lain, bahkan banyak kalimat semangat dan dukungan akan mereka yang mengalami gangguan mental.

Nah, pas banget nih topik kesehatan mental, khususnya anxiety, telah dibahas pada webinar Safe Myself hari minggu lalu, dengan mengusung tema “Spread the Awareness! Anxiety More Than Just a Feeling”. Menghadirkan dr. Chrisna Mayangsari, Sp. KJ. sebagai pembicara yang merupakan psychiatrist dengan berbagai work experience-nya.

Oleh beliau, banyak dipaparkan mengenai anxiety disorder, mulai dari faktor yang berhubungan dengan kesehatan jiwa, bagaimana memulihkan kesehatan jiwa, hingga rincian jenis & gejala berbagai gangguan kecemasan. Anxiety disorder sendiri merupakan gangguan mental yang menyebabkan rasa cemas dan takut berlebih, yang ditandai dengan perasaan khawatir yang tidak mampu terkontrol dan berujung pada ketakutan tanpa sebab. Dijelaskan bahwa mengelola cemas dapat dilakukan dengan 4 cara, yakni surprise your brain, talk to your brain, open your breathing, dan practice new behavior. Selain itu, penderita juga dapat melukan terapi gangguan cemas dengan Cognitive Behavioral Therapi (CBT), yakni dengan selalu berusaha berpikir positif saat mulai mengalami kecemasan. Namun, pesan dari dr. Chrisna, jangan pernah untuk melakukan self-diagnose dan dengan mudah mengaku memiliki penyakit maupun gangguan mental tertentu tanpa adanya diagnosis pasti oleh ahlinya, baik psikolog maupun psikiater, karena dengan self-diagnose dikhawatirkan akan menjadi sugesti diri dan banr-benar menjadi gangguan. Jadi, sudahkah kamu aware dengan kesehatan mentalmu?




Powered by Blogger.