Press Release - AIESEC Universitas Brawijaya

Malang -- Hari Minggu, tanggal 28 April 2019 yang lalu telah dilaksanakan Diskusi Hijau Millenial yang bertemakan “Peran Komunitas dalam Advokasi Isu Lingkungan di Kota Malangdan bertempat di Ngalup.CO,.
Pada diskusi ini, vegetaliens mengundang komunitas, organisasi, LSM pemuda baik yang fokus pada bidang lingkungan maupun bidang lain antara lain AIESEC UB, Lindungi Hutan Malang, Teman Sampah, FK3i, Bata Kopi, YOT, LH EM Universitas Brawijaya, Earth Hour Malang, Sobat Bumi, Forum Indonesia Muda, Girl Up, IAAS, MCW, dan Kompas FISIP UB. Hasil perkenalan dan diskusi antar komunitas memberikan berbagai informasi mengenai berbagai masalah lingkungan serta upaya dari berbagai organisasi untuk menjaga serta merawat lingkungan.
Berikut ini merupakan informasi beberapa masalah lingkungan dan upaya pelestarian yang didapat dari sesi perkenalan dan diskusi :
1.      Pembangunan pariwisata banyak yang tidak mempedulikan aspek lingkungan. Contohnya, penebangan pohon, penurunan status hutan dari cagar alam menjadi hutan wisata, dampak pada sumber mata air warga sekitar tempat wisata, pengolahan sampah yang tidak baik, dsb.
2.      Pemerintah terutama PERHUTANI kekurangan SDM untuk menjaga hutan.
3.      Beberapa organisasi atau komunitas melakukan pelestarian hutan dengan penanaman pohon, tetapi untuk memastikan keberhasilan upaya reboisasi dibutuhkan upaya monitoring (mengawasi, menjaga, dan merawat) area reboisasi. Melakukan perlawanan sebagai upaya mencegah turunnya status cagar alam menjadi hutan wisata.
4.       Pengolahan sampah yang tidak baik dari tingkat individu hingga masyarakat luas menimbulkan berbagai masalah. Contohnya, masyarakat masih membuang sampah sembarangan; kesadaran untuk mencegah, memilah,mengolah masih kurang; pengolahan sampah di TPA masih tidak maksimal, TPA susah diakses beberapa masyarakat di wilayah yang jauh, misalnya di pesisir pantai selatan Kabupaten Malang (Pantai Sendang Biru) yang mana masyarakat masih menimbun sampah (didominasi popok sekali pakai dan limpah ikan dari TPI) di dalam gua yang dekat dengan laut.
5.       Beberapa organisasi telah melakukan upaya pengolahan sampah baik dalam upaya pencegahan, pemilahan, maupun pengolahan. Misalnya, pencegahan sampah plastik seperti sedotan plastik sekali pakai, melakukan pemilahan dan memanfatkan nilai ekonomis sampah yang hasilnya dikelola menjadi beasiswa, pembuatan biopori, beberapa TPA telah memanfaatkan gas metan yang dihasilkan sampah organik untuk dialirkan kepada masyarakat sebagai bahan bakar, dsb.
6.       Bisnis terutama kuliner sudah mulai memperhatikan aspek dampak lingkungan, misalnya seperti yang dilakukan Bata Kopi. Yaitu dengan cara mengolah limbah yang mereka hasilkan untuk dimanfaatkan kembali. Hambatannya, susah meyakinkan rekan kerja untuk sadar dampak lingkungan, serta kesulitan dalam teknologi pengolahan sampah. Sehingga harus mengalami trial dan error.
7.       Berbagai masalah lingkungan disebabkan kesadaran masyarakat yang kurang. Untuk itu diperlukan berbagai upaya edukasi. Ada berbagai bentuk edukasi yang telah dilakukan, misalnya kampanye, pembinaan kepada pelajar, pembinaan kepada warga, dsb.
Dari berbagai informasi di atas dapat diketahui bahwa banyak sekali permasalahan lingkungan yang berada di Malang tetapi telah banyak komunitas-komunitas yang peduli untuk menanggulanginya. Acara ini merupakan diskusi perdana yang diadakan vegetaliens sekaligus merangkul berbagai komunitas, organisasi, LSM pemuda baik yang fokus pada bidang lingkungan maupun bidang lain untuk membentuk koalisi demi terwujudnya lingkungan Kota Malang yang lebih lestari. Yang dinamakan koalisi Malang Green Community yang selanjutnya ditindaklanjuti dengan penandatanganan MoU. Dan akan diadakan diskusi-diskusi rutin antar komunitas. 

Dokumentasi  Diskusi Hijau dari Végétaliens;







Powered by Blogger.